Jumat, 02 Januari 2015

OpenBay: Budaya Bebas (Free Culture) atau Parasit?

OpenBay: Budaya Bebas (Free Culture) atau Parasit?
Ada perdebatan yang sulit di Internet perihal hak cipta—termasuk hak intelektual dan paten. Bagi pengusung Budaya Bebas/Free Culture, hak cipta adalah monopoli ekspresi/gagasan yang menghambat kebebasan dan kemajuan.
   Bagi pihak yang anti-pembajakan, hak cipta adalah bagian esensial bagi model inovasi yang mendorong inovator untuk terus berkarya. Argumen mereka membandingkan antara,
...honoraria yang diterima Beethoven yang hidup di wilayah tanpa perlindungan hak cipta dan Robert Schumann yang diuntungkan oleh hak cipta universal Eropa ...menunjukkan betapa hak cipta mengubah drastis peruntungan penggubah musik... ("Anti-copyright," Wikipedia)
dan dengan demikian mendorong insan kreatif untuk terus berkarya.

   Model yang mengompromikan antara kedua pihak sudah dicoba Apple dengan iTunes, di mana pengguna bisa mengunduh musik dengan harga yang terbilang "recehan"—untuk ukuran AS. Namun model bisnis ini ternyata tak bisa menghentikan laju pembajakan produk-produk digital.
   Salah satu yang paling ganas adalah pembajakan filem di AS. Meski telah tersedia layanan murah seperti Netflix, hulu, atau sejenisnya; tapi pembajakan filem terus berlangsung. Lihat misalnya artikel Top 20 Most Pirated Movies of 2014 Led by ‘Wolf of Wall Street,’ ‘Frozen,’ ‘Gravity’ yang dilansir Variety.com.
OpenBay: Budaya Bebas (Free Culture) atau Parasit?
   Ukuran pembajakan filem yang dialami industri filem AS ditaksir sekitar USD20 milyar per tahun (Guardian, May 2014). Sementara industri peranti lunak AS sekitar USD60 milyar per tahun (BSA, IDC dan Ipsos Public Affairs, 2011). Industri musik AS belum ada penaksiran yang bisa diterima.

   Kejadian besar baru-baru ini adalah dibredelnya PirateBay oleh pihak berwenang di Swedia. Namun dengan bandelnya justru kini jaringan ini bisa diklon dengan mudah oleh siapapun dengan menginstal aplikasi berikut data terakhirnya dari OpenBay (lihat pengumumannya di IsoHunt yang juga menyediakan mesin pencari untuk situs lama itu, OldPirateBay search),
OpenBay: Budaya Bebas (Free Culture) atau Parasit?
   Artinya, perlu rumusan model bisnis baru yang bisa mewadahi aspek kreatif dan profit dari produk-produk digital.
   Saat ini ada 3 argumen utama mengenai mengapa hak cipta harus ada ("Anti-copyright," Wikipedia):
1. Argumen natural/keadilan dari Locke yang menyatakan bahwa tiap orang memiliki hak alamiah atas kerja dan/atau produk/karya yang dihasilkan tubuhnya. Merampas karya itu dipandang sebagai kezaliman.
2. Argumen utilitarian/pragmatis atau manfaat, yakni masyarakat yang melindungi hak milik pribadi biasanya lebih efektif dan lebih sejahtera daripada yang tidak.
3. Argumen personalitas, yang dikutip dari Hegel bahwa gagasan adalah "perpanjangan dari diri dan kepribadian seseorang", sehingga adalah bagian dan milik seseorang.
   Namun kenyataan di Internet menunjukkan bahwa perlu argumen baru, yang akan melahirkan model bisnis baru, yang dapat menjadi kompromi baru bagi semua pihak—meski tak harus menyenangkan semua pihak.[]

KINIAN 2 Jan 2014: Situs asli PirateBay.se nampaknya akan dihidupkan lagi, atau setidaknya akan mengabarkan pengumuman penting pada 1 Februari 2014.
   Ada hitung-mundur ke tanggal 1 Feb kini terpampang di situs asli ini,
OpenBay: Budaya Bebas (Free Culture) atau Parasit?
   Kita tunggu saja geliat baru dari eksponen budaya bebas/merdeka yang berpengaruh ini.[]

Written by

LepasLokan.org—melalui majalah lepas Open Your Windows, Indonesia! —mempromosikan penggunaan aplikasi bebas biaya/gratis—baik dari sumber lepas lokan ( open source ) maupun gratis ( freeware )—yang berbasiskan sistem operasi Windows, juga artikel teknologi di sekitar Windows XP/Vista/7/8, gawai ( gadget ), dan Internet pada umumnya.

 

© 2011-2014 Open Your Windows! | All rights reserved | Designed by Templateism | Open Your Windows, Indonesia! RSS Feeds