Alasannya, harga memori internal smartphone per 1GB adalah $50 sen (Rp6000), tapi dijual oleh produsen pemimpin pasar seperti Apple dan Samsung hingga 25 kali lipat. Lihatlah tabel berikut.
Model | 16GB | 32GB |
Modal mereka | $8 (Rp100rb) | $16 (Rp200rb) |
Anda membayar | $200 (Rp2,5jt) | $300 (Rp5jt) |
Selain itu—menurut pengamatan Mark Spoonauer, Redaktur utama LAPTOP, atas 15 aplikasi gratis terpopuler di Google Play maupun Apple App store—menunjukkan rata-ratanya memerlukan 32MB per aplikasi.
Tak heran pengguna makin haus memori internal. Model-model smartphone terbaru dari produk-produk penggerak pasar seperti OnePlus One atau Xiaomi Mi4, umumnya melihat gelagat konsumen untuk meloncat dari model 16GB ke 64GB, dan melewati model 32GB.
Teknologi 4G LTE dan ruang simpan di awan (cloud) memang akan meringankan kebutuhan memori internal. 4G LTE akan mempercepat pengaliran (streaming) gatra/content hingga mengurangi kebutuhan untuk menyimpan. Ruang simpan awan semakin murah, dan yang gratis semakin besar kapasitas simpannya.
Namun, sebagaimana terlihat dalam pola pakai produk teknologi lainnya, memiliki ruang simpan lokal lebih besar adalah kebutuhan primer yang rasanya tak tergantikan oleh solusi-solusi ruang simpan berbasis jaringan.
Itulah sedikit tip tentang harga yang semoga bermanfaat dalam membuat kita lebih bijak memilih produk, dan tidak terpesona dengan mereknya saja. Apalagi, pendiri Apple Steve Jobs, terkenal dengan kelihaiannya menciptakan "reality distortion field" yang manjur membuai konsumen yang mudah dirayu.[]