Kamis, 19 Juni 2014

Opera: Sebuah Kelahiran Kembali

Sejak Februari 2013, Opera mengalihkan mesin perambannya dari mesin buatan sendiri bernama Presto menjadi Webkit—seperti yang digunakan Google Chrome. Saat Google memutuskan menyempal (fork) Webkit menjadi Blink pada April 2013, Opera juga ikut pindah ke Blink.
   Alhasil, Opera menjadi alternatif baru bagi Google Chrome—selain SRware Iron yang telah lebih dulu populer. Seperti halnya Chrome, Opera juga kencang.

   Saat ini Opera menduduki peringkat akhir dari antara peramban utama di segmen desktop. Namun di segmen mobil/ponsel pintar peringkatnya agak lebih baik:

Sumber: StatCounter Global Stats - Browser Market Share


   Opera dirilis dalam 3 varian, mengikuti siklus rilis cepat ala Google Chrome:
   Opera Developer yang memasukkan fitur-fitur baru tapi masih dalam tahap pengujian dan seleksi hingga tidak stabil (berpotensi runtuh/crash). Istilah teknisnya versi alfa. Ini bisa dirilis beberapa kali dalam sepekan.
   Opera Next memasukkan fitur-fitur yang lolos seleksi, lebih stabil, dan masih dalam pematangan hingga memasuki rilis ke versi akhir/stabil. Istilah teknisnya versi beta. Ini dirilis tiap 2 pekanan.
   Opera (rilis final/stabil) adalah rilis resmi yang bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

   Seperti biasa, saya lebih menyarankan menggunakan versi portabel yang ketiga-tiganya dapat diperoleh dari ThinstallSoft.com (http://www.thinstallsoft.com/opera-portable/). Versi portabel yang tersedia masih versi lama tapi bisa dikinikan ke versi terbaru:
1. Menu (tombol Opera di kiri atas) -> About Opera, tunggu pengunduhan hingga selesai.
cara update Opera portabel
2. Buka folder lokasi aplikasi portabel ini, pindahkan folder Plugins (bila ada) dari folder dengan angka versi lama ke versi yang baru.
3. Hapus folder versi lama.

   Saya sendiri mengunduh ketiga-tiganya, tapi lebih senang menggunakan Opera Developer. Dari pengalaman saya, untuk penggunaan harian dan sekadar meramban dan mengunduh, versi ini ternyata tidak pernah sekalipun runtuh/crash dengan parah. Hebat...

Memasang Plugins

   Folder Plugins bisa Anda buat sendiri untuk meletakkan plugin seperti misalnya Flash Player portabel, atau Silverlight portabel.

Masalah Bookmarks

   Salah satu kekurangan Opera saat ini adalah ketiadaan menu untuk bookmarks. Solusinya cukup dengan menyalin berkas bernama Bookmark dari Google Chrome atau Iron ke folder \Opera\profile\data, lalu menyuntingnya pada Opera.

   Nah, kini, kalau Google mulai membuat aturan "macam-macam" yang membuat Chrome kurang nyaman, maka ada lagi alternatif baru bernama Opera![]



Written by

LepasLokan.org—melalui majalah lepas Open Your Windows, Indonesia! —mempromosikan penggunaan aplikasi bebas biaya/gratis—baik dari sumber lepas lokan ( open source ) maupun gratis ( freeware )—yang berbasiskan sistem operasi Windows, juga artikel teknologi di sekitar Windows XP/Vista/7/8, gawai ( gadget ), dan Internet pada umumnya.

 

© 2011-2014 Open Your Windows! | All rights reserved | Designed by Templateism | Open Your Windows, Indonesia! RSS Feeds