Rabu, 31 Desember 2014

Apakah "Internet of Things" (IoT) itu?

Salah satu hukum besi produk digital ialah Hukum Moore yang secara praktis berarti pada tiap siklus dengan periode tertentu, kualitas produk digital akan meningkat, seiring dengan kuantitas produksi yang juga meningkat hingga menurunkan harganya.
   Kita bisa melihat sendiri betapa ponpin alias ponsel-pintar (smartphone) makin hari spesifikasinya makin tinggi, tapi harganya semakin turun. Kita bisa baca di Internet misalnya hari ini—Rabu, 31 Des 2014...ya, hari terakhir tahun ini—konsumen Inggris sudah bisa menikmati tablet Windows 8.1 ukuran 7" seharga £49 (sekitar Rp1 juta).
Apakah Internet of Things (IoT) itu
   Jika kita gunakan "kurs burger" untuk paket "Big Mac" £4.59 di Inggris, dan di Indonesia Rp27.500; maka harga itu senilai kira-kira 10 Big Mac buat orang Inggris. Jadi, untuk mengetahui kira-kira perasaan orang Inggris saat membeli tablet itu adalah kira-kira bagaikan orang Indonesia yang bisa membelinya dengan harga 10 "Bic Mac" * Rp27.500, yakni Rp300-ribuan!
   Murah banget!

   Ya, semakin murah dan akan makin murah saja dalam bulan-bulan ke depan. Inilah yang membuat semua pelaku bidang teknologi informasi bahwa suatu saat—dalam waktu yang tidak terlalu jauh—peranti digital sensor yang cerdas akan menjadi demikian murah. Demikian murahnya sehingga orang akan membeli dan menggunakannya bagaikan membeli penjepit jemuran.
   Pak Tani modern akan bisa melengkapi setiap tanaman tembakaunya dengan sebuah sensor. Tiap sensor akan mengirimkan data suhu, kelembaban, dan seterusnya, yang akan memudahkan Pak Tani untuk memantau mana bagian lahannya yang paling pesat pertumbuhannya dan mana yang kurang. Ia dapat mengatur alokasi pupuk, misalnya, dengan data itu.
   Pak Dagang modern bisa melengkapi setiap gerobak angkut sayurnya dengan sensor sehingga ia bisa mengubah jalur pengiriman begitu melihat pasar mana yang mulai kekurangan suatu jenis sayuran tertentu.
Apakah Internet of Things (IoT) itu?    Potensi aplikasi sensor-cerdas ini demikian kaya dan imajinatif. Setiap sensor ini akan memiliki alamat IP (IP address) sendiri, dan mengumpankan datanya langsung ke Internet—ini sebabnya IP versi 6 yang memiliki jauh lebih banyak slot akan sangat esensial.
   Bila saat ini pemasok data terbanyak ke Internet adalah pengguna yang umumnya manusia, suatu saat nanti akan lebih banyak "pengguna" Internet yang berwujud sensor-sensor ini—juga peranti-peranti digital lainnya yang belum diproduksi saat ini.
   Saat semua benda-benda di sekitar kita, apakah itu hewan, tanaman, mobil, kulkas, perabot rumah tangga hingga penggorengan memiliki sensor yang mengumpankan data ke Internet, maka inilah yang diprediksi sebagai sesuatu yang disebut Internet dari benda-benda (Internet of Things yakni "jaringan antar benda-benda").
Apakah Internet of Things (IoT) itu
   Bila dulu inter-net hanyalah suatu jaringan yang menghubungkan dengan jaringan yang lain, maka dalam waktu tak lama lagi ia akan menjadi penghubung antara segala benda di alam semesta ini. Ya, tak hanya yang ada di Bumi, bisa saja mobil jelajah (rover) di bulan atau Mars mengirimkan data lewat Internet juga!
   Nah, jadi apa itu IoT? Ia tak lain adalah masa di mana pengguna Internet terbanyak bukan lagi manusia, tapi semua makhluk selainnya!
   ...Mungkin nama yang lebih tepat IoC, ya? Internet of creatures? Ah, tapi istilah yang terakhir mungkin terlalu menyeramkan, ya?[]

Written by

LepasLokan.org—melalui majalah lepas Open Your Windows, Indonesia! —mempromosikan penggunaan aplikasi bebas biaya/gratis—baik dari sumber lepas lokan ( open source ) maupun gratis ( freeware )—yang berbasiskan sistem operasi Windows, juga artikel teknologi di sekitar Windows XP/Vista/7/8, gawai ( gadget ), dan Internet pada umumnya.

 

© 2011-2014 Open Your Windows! | All rights reserved | Designed by Templateism | Open Your Windows, Indonesia! RSS Feeds